IMUNORESTORASI

Sofiana Hanifa
1604015075
Kelas 2K
Dosen Wahyu Hidayati

Senin, 29 Mei 2017

IMUNORESTORASI
A. Pengertian
Ialah suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu dengan memberikan berbagai komponen sistem imun, seperti : immunoglobulin dalam bentuk Immune Serum Globulin (ISG), Hyperimmune Serum Globulin (HSG), plasma, plasmapheresis, leukopheresis, transplantasi sumsum tulang, hati dan timus . (HTA Indonesia_2004_Pemberian Terapi Imunomodulator Herbal_hlm 3/40).
Imunorestorasi merupakan suatu upaya memperbaiki sistem imun yang terganggu dengan cara memberikan komponen sistem imun, misalnya memberikan immunoglobulin, plasma darah, pencangkokan sumsum tulang dan lain-lain . (dr.Pirma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan lansia dan dokter pada klinik lansia Klinik Spesialis Bunda Medan).

1.    Immune Serum Globulin (ISG) dan Hyperimmune Serum Globulin (HSG)

Imunoglobulin diberikan dalam tindakan imunisasi pasif . Disini imunoglobulin diberikan sebagai replacement atau imunorestorasi untuk memperbaiki fungsi sistem imun pada penderita dengan defisiensi imun humoral, baik primer maupun sekunder. Defisiensi imunoglobulin sekunder dapat terjadi bila tubuh kehilangan Ig dalam jumlah besar, misalnya pada sindrom nefrotik, limfangiektasi intestinal, dermatitis eksfoliatif dan luka bakar  yang dapat menyebabkan sepsis yang tidak dapat ditolong dengan pemberian antibiotika.

ISG ini dapat diberikan secara intravena dengan aman. Efek sampingnya berupa menggigil, muntah, mual, pusing, sakit otot yang ringan yang dapat dihilangkan dengan menghentikan atau memperlambat pemberiannya.


Hyperimmune Serum Globulin (HSG) fungsinya sama dengan Immune Serum Globulin (ISG).

2.    Plasma
Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin / fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka. (http://organisasi.org/definisi-pengertian-darah-plasma-darah-dan-fungsi-alat-sistem-transportasi-manusia).

Infus plasma segar telah diberikan sejak tahun 1960 dalam usaha memperbaiki sistem imun.

Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.

Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.


3.    Plasmapheresis
Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling (en:extraction) plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi.

Plasmapheresis adalah pemisahan sel darah dari plasma digunakan untuk memisahkan plasma yang mengandung banyak antibodi yang merusak jaringan atau sel, seperti pada penyakit: miastenia gravis, sindroma goodpasture dan anemia hemolitik autoimun.

Plasmapheresis adalah proses mekanis yang menghilangkan antibodi dari darah dengan beberapa plasma darah keluar dari darah dan menggantinya dengan cairan lain atau plasma donor.

4.    Leukopheresis
Leukopheresis adalah pemisahan leukosit secara selektif dari penderita telah dilakukan dalam usaha terapi artritis reumatoid yang tidak baik dengan cara-cara yang sudah ada.

5.    Transplantasi sumsum tulang, jaringan hati, timus
Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum tulang : sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) dan sumsum kuning. Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua tipe sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.


Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. Transplantasi sumsum tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang masih sehat. Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus. Transplantasi sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat dari kembar identik, dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat dari bukan kembar identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi allogenik. Sekarang ini, transplantasi sumsum tulang paling sering dilakukan secara allogenik.

Timus adalah kelenjar yang berada di sekitar dada yang membantu mengembangkan sistem kekebalan tubuh.

Timus penting peranannya dalam sistem imun spesifik seluler, karena di dalam timus terjadi diferensiasi dan proliferasi dari sel T atau limfosit T. Dengan demikian involusi dari kelenjar timus akan menyebabkan penurunan dari sel T, diantaranya adalah sel T CD4+ (sel T helper 1 [Th1] dan sel T helper 2 [Th2]) (Baratawidjaja, 2002).

B.  Keuntungan Dan kerugian
1.    Immune Serum Globulin (ISG) dan Hyperimmune Serum Globulin (HSG)
a.    Keuntungan
-       pemberian vaksin ISG merupakan pencegahan hepatitis A
-       Dapat memperbaiki fungsi sistem imun.
-       ISG dapat diberikan secara intravena dengan aman.
b.    Kerugian
-       Menggigil

-       Muntah
-       Mual
-       Pusing
-       Sakit otot yang ringan

2.    Plasma
a.    Keuntungan
-       Keuntungan pemberian plasma adalah semua jenis imunoglobulin dapat diberikan dalam jumlah besar tanpa menimbulkan rasa sakit.
-       Tidak diperlukan reaksi silang.
-        1 unit darah dapat dipakai untuk beberapa macam transfusi.
-        Kemungkinan reaksi hemolitik kecil.

b.    Kerugian
-          Bahwa transfusi ini tidak dapat mengatasi anemia.
-          Berefek samping dapat terjadi penularan virus dan reaksi anafilaksis

3.    Plasmapheresis
a.    Keuntungan
-       Plasmapheresis digunakan untuk mengobati penderita sindrom Goodpasture.
-       Plasmapheresis dianjurkan untuk pasien dengan kelemahan sedang hingga berat (didefinisikan sebagai kemampuan berjalan dengan bantuan atau tidak mampu berjalan sama sekali).
-       Memperbaiki status fungsional baik jangka pendek maupun 1 tahun.

b.    Kerugian
-       Biaya plasmapheresis cukup mahal
-       Relaps terjadi pada 10% pasien dalam kurun waktu 3 minggu pasca-terapi.

4.    Leukopheresis
a.    Keuntungan
-          Leukosit bertambah banyak sehingga membantu bila ada penyembuhan luka.

b.    Kerugian
-          Bila pemisahan leukosit berlebih maka leukosit didalam darah akan meningkat apabila leukosit terlalu banyak akan menyebabkan leukimia.

5.    Transplantasi sumsum tulang, jaringan hati,timus
a.    Keuntungan
-       Berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
-       Ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi sel-sel darah yang pasien perlukan.
-       Transplantasi sumsum tulang mungkin merupakan pengobatan yang efektif pada beberapa keadaan.
-       Bila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80%.
-       Pengangkatan kelenjar timus TIDAK meningkatkan kemungkinan berkembangnya penyakit autoimun.

b.    Kerugian
-       Kemungkinan infeksi
-       Perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi.
-       Masih memungkinkan untuk kambuh lagi.
-       Berefek samping dapat terjadi penularan virus dan reaksi anafilaksis.
-       Hanya bisa dilakukan pada pasien usia kurang dari 20 tahun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REAKSI HIPERSENSITIVITAS

KOMPLEMEN