REAKSI HIPERSENSITIVITAS
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE
I
(ZETA RUKHSHAH ZAM ZAMY NUR)
1604015144
بِسْمِ
اللّهِ
الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْ
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
(Gambar 14.1) Reaksi Hipersensitivitas Tipe I,II,III dan IV Sumber : Buku Imunologi Dasar Edisi 8, FKUI |
Reaksi Hipersensitivitas
oleh Robert Coombs dan Philip HH Gel (1963) di bagi menjadi 4 tipe reaksi
(Gambar 14.1) Pembagian Gell dan Coombs seperti terlihat di atas dibuat sebelum
analisis yang mendetail mengenai subset dan fungsi sel T diketahui. Berdasarkan
penemuan-penemuan dalam penelitian imunologi, telah dikembangkan beberapa
modifikasi klasifikasi Gell dan Coombs yang membagi lagi Tipe IV dalam beberapa
subtioe reaksi. Meskipun Tipe I,II, dan III dianggap sebagai reaksi humoral,
sebetulnya reaksi-rekasi tersebut masih memerlukan bantuan sel T atau peran
selular.
Reaksi
Alergi Tipe I
Alergi
tipe I Alergi atau hipersensitivitas tipe I
Kegagalan kekebalan tubuh
di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi
terhadap bahanbahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang
yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi
berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing
dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang hipersensitivitas tidak bersifat
atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut
alergen. Terdapat 2 kemungkinan yang terjadi pada mekanisme reaksi alergi tipe
I, yaitu :
Gambar
2 A : Alergen langsung melekat/terikat pada Ig
E yang berada di permukaan sel mast atau basofil, dimana sebelumnya penderita
telah terpapar allergen sebelumnya, sehingga Ig E telah terbentuk. Ikatan
antara allergen dengan Ig E akan menyebabkan keluarnya mediatormediator kimia
seperti histamine dan leukotrine.
Gambar
2 B : Respons ini dapat terjadi jika tubuh
belum pernah terpapar dengan allergen penyebab sebelumnya. Alergen yang masuk
ke dalam tubuh akan berikatandengan sel B, sehingga menyebabkan sel B berubah
menjadi sel plasma dan memproduksi Ig E. Ig E kemudian melekat pada permukaan
sel mast dan akan mengikat allergen. Ikatan sel mast, Ig E dan allergen akan
menyebabkan pecahnya sel mast dan mengeluarkan mediator kimia. Efek mediator
kimia ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi, hipersekresi, oedem, spasme pada
otot polos. Oleh karena itu gejala klinis yang dapat ditemukan pada alergi tipe
ini antara lain : rinitis (bersin-bersin, pilek) ; sesak nafas (hipersekresi
sekret), oedem dan kemerahan (menyebabkan inflamasi) ; kejang (spasme otot
polos yang ditemukan pada anafilaktic shock).
Keterangan
: Alergen/eksogen nonspesifik seperti asap, sulfurdioksida, obat yang masuk
melalui jalan nafas akan menyebabkan saluran bronkus yang sebelumnya masih baik
menjadi meradang. Alergen diikat Ig E pada sel mast dan menyebabkan sel yang
berada di bronkus mengeluarkan mediator kimia (sitokin) sebagai respons
terhadap alegen. Sitokin ini mengakibatkan sekresi mukus, sehingga sesak nafas.
Mekanisme Reaksi
Hipersensitivitas Tipe I
Sumber : Buku Imunologi Dasar Edisi VIII, Baratadwijaja KG, FKUI |
Pajanan dengan antigen mengaktifkan sel Th2 yang
merangsang sel B berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi IgE. Molekul
IgE yang dilepas diikat oleh FceR1 pada sel mast dan basofil (banyak molekul
IgE dengan berbagai spesifisitas dapat diikat FceR1). Pajanan kedua dengan
alergen menimbulkan ikatan silang antara antigen dan IgE yang diikat sel mast,
memacu penglepasan mediator farmakologis aktif (amin vasoaktif) dan sel mast
dan basofil. Mediator-mediator tersebut menimbulkan kontraksi otot polos, meningkatkan
permeabilitas vaskular dan vasodilatasi, kerusakkan jaringan dan anafilaksis.
Adapun
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh reaksi alergi tipe I adalah :
•
Asma
•
Rinitis
•
Anafilaktic shock
Pepatah
berkata "Tak ada gading yang tak retak" yg bermakna Setiap
manusia pasti memiliki kekurangan atau kelemahannya masing-masing,
Penulis sadar bahwasanya banyak kesalahan dan kekurangan pada artikel ini,
mohon maaf atas kekuranganya dan kesalahan, penulis mohon maklum karena masih
dalam tahap pembelajaran, Wassalamualaikum
Daftar
Pustaka
Baratawidjaja KG.
Imunologi Dasar. Edisi VIII. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2009
Nuzulul
Hikmah dan I Dewa Ayu Ratna Dewanti. 2010. Seputar Reaksi Hipersensitive (Alergi).
Jember: Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas
Jember. Vol. 7 No. 2 2010: 108-12
Bagussssss yaa :')
BalasHapus