KOMPLEMEN
KOMPLEMEN – Jalur Aktivasi Komplemen
(ZETA RUKHSHAH ZAM ZAMY NUR)
1604015144
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
JALUR AKTIVASI KOMPLEMEN
Sistem komplemen dapat
diaktifkan melalui 3 jalur, yaitu jalur lektin,jalur klasik, jalur alternatif.
Jalur klasik diaktifkan oleh kompleks imun sedangkan jalur alternatif dan jalur lektin tidak. Jalur lektin diawali dengan pengenalan manosa dari karbphidrat
membran patogen oleh lektin dan jalur alternatif diawali oleh pengenalan permukaan
sel asing. Meskipun aktivasi sistem komplemen diawali oleh tiga jalur yang
berbeda,namun semua jalur berakhir dalam produksi C3b. Pada tingkat akhir dari
semua jalur dibentuk MAC (Gambar 7.2). perbandingan antara jalur klasik dan
alternatif terlihat pada Tabel 7.1
·
Aktivasi komplemen jalur lektin
Lektin adalah protein larut
yang mengenal dan mengikat residu manosa dari hidrat arang yang merupakan
bagian dinding sel mikroba. Oleh karena itu jalur lektin disebut jalur MBL atau
jalur ikatan manan. Lektin adalah golongan famili kolektin, yang merupakan
protein fase akut dan kadarnya meningkat pada respons inflamasi. Aktivasi jalur
lektin diawali oleh terjadinya ikatan antara polisakarida mikroba dengan lektin
dalam sirkulasi. Seperti halnya dengan C1q, MBL mengaktifkan kompleks enzim
C1r-C1s atau serin esterase yang lain yang disebut mannose binding
protein-associated serine-esterase. Sesudah itu, semua tahap jalur lektin
adalah sama dengan jalur klasik melalui C4.
·
Aktivasi komplemen jalur klasik
Penggunaan istilah klasik
berdasarkan penemuannya yang pertama kali, meskipun aktivasi jalur klasik
terjadi sesudah jalur lainnya. Aktivasi komplemen melalui jalur klasik dimlai
dengan dibentuknya kompleks antigen-antibodi larut atau dengan ikatan antibodi
dan antigen pada sasaran yang cocok, seperti sel bakteri.aktivasi jalur klasik
dimulai dengan C1 yang dicetuskan oleh kompleks imun antibodi dan antigen.
IgM yang memiliki lima Fc
mudah diikat oleh C1. Meskipun C1 tidak mempunyai sifat enzim, namun setelah
berikatan dengan Fc, dapat mengaktifkan C4 dan C2 yang selanjutnya mengaktifkan
C3. IgM dan IgG1,IgG2, IgG3 (IgM lebih kuat dibanding dengan IgG) yang
membentuk kompleks imun dengan antigen dapat mengaktifkan komplemen melalui
jalur klasik. Jalur klasik melibatkan 9 komplemen protein sama yaitu C1-C9.
Selama aktivas, protein-protein tersebut diaktifkan secara berurutan. Produk
yang dihasilkan menjadi katalisator dalam reaksi berikutnya. Jadi stimulus
kecil dapat menimbulkan reaksi aktiviasi komplemen berurutan. Lipid A dari
endotoksin, protease, kristal urat, polinukleotide, membran virus tertentu dan
CRP dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik.
Permukaan patogen tidak
memiliki inhibitor komplemen. Setiap sel yang tidak dilindungi oleh inhibitor
komplemen akan oleh komplemen. Aktivasi komplemen berlebihan tidak diinginkan
oleh karena menimbulkan inflamasi dan kematian sel yang luas. Untuk mencegah
hal itu diperlukan inhibitor komplemen.
·
Aktivasi komplemen jalur alternatif
Aktivasi jalur alternatif
memproduksi produk aktif seperti halnya dengan jalur klasik, tetapi untuk awal
reaksi tidak diperlukan kompleks antigen-antibodi. Jalur alternatif tidak
terjadi melalui tiga reaksi pertama yang terdapat pada jalur klasik (C1, C4 dan
C2). Aktivasi jalur alternatif dimulai dengan C3 yang merupakan molekul yang
tidak stabil dan terus menerus ada dalam aktivasi spontan derajat rendah dan
klinis yang tidak berarti. Aktivasi spontan C3 diduga terjadi pada permukaan sel,
meskioun sel normal mengekspresikan inhibitor permukaan yang mencegah aktivasi
C3.
Bakteri
(endotoksin), jamur, virus, parasit, kontras (pada pemeriksaan radiologi),
agregat IgA ( IgA1, IgA2), IgG4, dan faktor nefritik dapat mengaktifkan
komplemen melalui jalur alternatif. Protein tertentu dan lipopolisakarida dapat
mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik dan jalur alternatif (Gambar 7.3)
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja KG. Imunologi
dasar. Edisi 8. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009
Dick. George, 1992,
Imunisasi dalam Praktek,.Jakarta: Hipokrates
Sumber:
Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat Tahun 1997
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip
Dasar,. Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Komentar
Posting Komentar